Kamis, 24 Desember 2015

quasi grup




LAPORAN PENELITIAN
PEMETAAN GRUP QUASI KE IMAGE HOMOMORFISME

Dosen Pengampu :
Evawati alisah,M.Pd



Oleh
Rifal Andika Faisal
(13610018)

JURUSAN MATEMATIKA
 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2015

Kata pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah Swt atas rahmat, nikmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah membawa menuju agama yang benar yakni agama Islam.
Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih karena do’a dan harapan kepada semua pihak yang telah membantu selesainya laporan penelitian ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:
1.      Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, selaku rektor Universitas Islam Negeri Maulana  Malik Ibrahim Malang.
2.      Dr. drh. Hj. Bayyinatul Muchtaromah, M.Si selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
3.       Dr. Abdussakir, M.Pd, selaku ketua Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
4.       Evawati Alisah, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, nasihat, motivasi, dan berbagai pengalaman yang berharga kepada penulis.
5.       Seluruh dosen dan staf administrasi Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi yang telah bersabar dalam memberikan ilmu dan bimbingannya.
6.       Seluruh teman-teman seperjuangan Jurusan Matematika angkatan 2013, dan adik-adik tingkat yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
7.       Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga laporan penelitian ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan keilmuan khususnya ilmu matematika bagi penulis sendiri dan pembaca, Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Malang, Desember  2015



Penulis



DAFTAR ISI



BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar belakang

Aljabar merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika. Sedangkan cabang dari ilmu aljabar itu sendiri antara lain aljabar linear dan aljabar abstrak. Struktur aljabar merupakan salah satu materi dalam aljabar abstrak.
Dalam studi struktur aljabar, pertama kali kita dihadapkan dengan grup. Grup itu sendiri adalah suatu himpunan yang dilengkapi oleh satu operasi biner.
Sebuah grup dapat dibangun berbagai jenis pembagian grup, salah satunya adalah grup quasi atau grup hasil bagi. Ketika suatu grup akan menjadi grup quasi tentunya mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Kita juga mengenal bahwasanya grup juga mempunyai suatu bayangan yang dinamakan image homomorphic grup. Pemetaan dari grup quasi ke image homomorphic grup juga ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Dalam penelitian ini kita akan membahas lebih jauh dalam menganalisis tentang pemetaan grup ke grup quasi dan juga membahas lebih jauh lagi persoalan pemetaan dari grup quasi ke image homomorphic grup.

1.2  Rumusan masalah

a.       Bagaimana pemetaan dari grup ke quasi grup (grup hasil bagi)?
b.      Bagaimana pemetaan dari grup quasi (grup hasil bagi) ke Homomorphic Image grup tersebut?

1.3  Tujuan penelitian

a.       Untuk mengetahui pemetaan grup ke grup quasi (grup hasil bagi).
b.      Untuk mengetahui pemetaan dari grup quasi (grup hasil bagi) ke Homomorphic Image grup tersebut.

1.4  Manfaat penelitian

a.       Bagi mahasiswa
Sebagai media untuk mengaplikasikan dan pengembangan pengetahuan aljabar, keterampilan riset dan kemampuan pemahaman penelitian.
b.      Bagi Fakultas Sains dan Teknologi
1.      Meningkatkan peran serta Fakultas dalam pengembangan wawasan keilmuan.
2.      Peningkatan kualitas Fakultas dari segi pengembangan penelitian.


Flowchart
GRUP
GRUP
Homomorfisme
Grup Abel
Subgrup
Grup Quasi
Isomorfisme
Iso Grup
Grup Quasi yang isomorfisme grup
 









BAB II
Kajian Pustaka

2.1  Pengertian aljabar

Menurut Dr. Kusno Kromodihardjo (1998), yang dimaksud dengan suatu struktur aljabar yaitu suatu himpunan tak hampa yang dilengkapi dengan suatu komposisi biner atau lebih. Misalkan S adalah suatu himpunan yang dilengkapi dengan dua komposisi biner + dan *, maka S menjadi suatu struktur aljabar dan diberi notasi (S,+,*).
Ilmu aljabar abstrak berkembang dengan pesat karena penerapan karakteristik dari bentuk-bentuk struktur aljabar tersebut banyak bermanfaat dalam pengembangan metode penyelesaian masalah yang bersifat abstrak dan sulit direpresentasikan melalui operasi aljabar biasa. Beberapa topik penelitian telah dilakukan sebelumnya yaitu oleh (Stefaan Caenepeel dan Alain Verschoren, 2009) tentang “Noncommutative Rings and Geometry” yang membahas non kumutatif ring melalui sebuah grup, serta (D.A.R. Wallace, 2004) melakukan pembuktian struktur aljabar ring dengan memanfaatkan teorema group.

2.2  Grup

            Grup adalah suatu himpunan tidak kosong  yang dimisalkan dengan S yang dilengkapi dengan satu operasi biner. Suatu grup dapat di nyatakan dengan (S,*) dengan memenuhi aksioma-aksioma berikut (gilbert:2009):
a.       Tertutup, artinya  maka berlaku
b.      Asosiatif, artinya  maka berlaku (a.b).c = a.(b.c).
c.       Mempunyai elemen identitas ditulis i, artinya
d.      Setiap elemen mempunyai invers yang dapat di notasikan  yang merupakan invers dari , artinya  sehingga dipenuhi

2.3  Subgrub

Jika G adalah grup dengan operasi biner *, ditulis (G, *), dan H adalah himpunan bagian dari G dengan , maka H disebut subgrup dari G jika H dengan operasi * juga merupakan grup.( Dwi Lestari.2012)
jika diberikan suatu grup G dengan operasi * kemudian operasi * merupakan operasi asosiatif. ada subset H dari grup G merupakan subgroup dengan memenuhi aksioma
1.      H mengandung identitas
2.      H tertutup dalam operasi *
3.      H memiliki invers pada setiap elemen.

2.4  Grup quasi

Himpunan factor (grup quasi)  merupakan suatu Grup dengan perkalian yang didefinisikan dalam G. Misalkan G adalah merupakan suatu Grup dengan H adalah Subgrup dari G dan Relasi a ≡ b mod H adalah suatu relasi ekuivalen pada G. Akan kita tunjukkan himpunan faktor yang merupakan suatu Grup dengan perkalian yang didefinisikan dalam G berlaku bila dan hanya bila koset kiri dari H dalam G aH = {ah, h H} sama dengan koset kanan Ha = {ha, h H}(Adi Setiawan : 2011).
Jika H adalah subgroup normal dari G, dan grup G/H memuat himpunan dari grup H dalam grup G dinamakan grup quasi atau grup factor G oleh H. (gilbert: 2009)

2.5  Homomorfisme

Homomorfisme merupakan struktur peta yang menghubungkan dua struktur aljabar. Setiap homomorfisme pasti dapat ditentukan kanelnya, dan kanel pasti subgrup normal, sehingga selalu dapat dibentuk grup faktor, selanjutnya akan dibentuk pengkaitan baru dari domain homomorfisma ke grup faktor yang dibentuknya, sehingga terbentuklah homomorfisme baru yang disebut homomorfisma natural(Cholily:2013).
Dalam mempelajari sistem, perlu juga mempelajari tentang suatu fungsi yang mengawetkan operasi aljabar. Sebagai contoh, dalam aljabar linier dipelajari tentang alih ragam linier ( linier transformation ). Fungsi ini T : V ® W mengawetkan penjumlahan dan pergandaan skalar. 
Misalkan diberikan grup G dengan operasi * dan grup H dengan operasi # yang dapat dinotasikan dengan (G,*) dan (H,#). ketika ada suatu fungsi yang mengaitkan antara grub G dengan grup H yang dapat di tulis sebagai berikut
akan berlaku

2.6  Image homomorfik

Misalkan  f  suatu pemetaan dari himpunan X  kedalam himpunan Y dan misalkan  dan . Didefinisikan bayangan  dari A dalam X terhadap f adalah  dan Bayangan invers  dari B dalam X adalah (Gilbert:2009)

2.7  Isomorfisme

Sebuah isomorfisme dari grup G ke grup G`adalah sebuah fungsi yang memetakan  grup G ke grup G` yang mempunyai sifat satu-satu dari G ke G` dan untuk setiap  dan  berlaku  Grup dikatakan isomorfisme dan dinyatakan dengan  (gilbert:2009).
            Teorema: jika suatu isomorfisme dari ke  dan  adalah identitas dari  maka adalah identitas dari  dan juga  untuk semua  elemen .
            Bukti : Misal  element , pada G maka terdapat  element G sehingga . dan juga berlaku
 dan
sehingga adalah identitas dari , selanjutnya untuk  element  kita peroleh
yang mengakibatkan
            Missal  dan  adalah grup, grup G dikatakan isomorfisme dengan  dengan notasi  memenuhi syarat-syarat berikut:
1.       surjektif (onto)
2.       injektif (satu-satu)
3.       homomorfisme
dikatakan  merupakan isomorfik  memenuhi sifat-sifat berikut:
1.      Grup  dan  mempunyai orde yang sama
2.      Grup  dan  keduanya abelian atau tidak abelian
3.      Grup  dan  keduanya siklik atau tidak siklik

BAB III
Pembahasan

3.1  Grup

Misalkan G sebuah himpunan tidak kosong bersama dengan operasi biner (biasanya disebut perkalian) yang menunjukkan setiap pasangan terurut (a, b) dari G suatu elemen dalam G ditandai oleh ab. Kita mengatakan G adalah sebuah grup di bawah operasi ini jika mengikuti 3 sifat yang harus dipenuhi (Hendrijanto:2011).
1.      Assosiatif. Operasi tersebut assosiatif; yakni, (ab)b  = a(bc) untuk semua  a, b, c, dalam G.
2.      Identitas.  Ada  suatu  elemen  e  (disebut  identitas)  dalam  G,  sehingga ae = ea = a untuk semua a dalam G.
3.      Invers. Untuk setiap elemen a dalam G, ada elemen b dalam G (disebut invers dari a) sehingga ab = ba = e.
Sebuah grup adalah himpunan bersama dengan operasi assosiatif sehingga ada identitas,  setiap  elemen  mempunyai  invers  dan  ada  pasangan  dari  elemen-elemen dapat  digabungkan  tanpa  keluar  himpunan.  Kondisi  ini  disebut  tertutup. Penting untuk  menguji  tertutup  ketika  pengujian  group.  Catatan  bahwa  jika  a  adalah  suatu invers dari b, maka b adalah invers dari a.
Jika  sebuah  group  mempunyai  sifat  bahwa  ab  =  ba  untuk  setiap  pasangan elemen  a  dan  b,  kita  sebut  Grup  Abelian.  Suatu  group  bukan  Abelian  jika  ada beberapa pasang elemen a dan b yang mana .
Dalam sebarang group berlaku sifat-sifat berikut:
1.      Hukum kanselasi kiri : Jika ax = ay maka x = y
2.      Hukum kanselasi kanan : Jika xa = ya maka x = y
3.      Anggota identitas itu tunggal  yaitu jika e  dan e’  elemen G  yang memenuhi hukum identitas maka e = e’
4.      Invers dari sebarang anggota  G  akan tunggal yaitu jika  a  dan b  merupakan invers dari x maka a = b.
5.     
Bukti :
1.      Diberikan .
karna  adalah grup dan  maka terdapat  sehingga dengan  merupakan identitas. Akibatnya :
 dan dengan menggunakan hokum asosiatif didapat  dan dengan hokum invers didapat  akibatnya dengan hukum identitas
2.      Diberikan .
karna  adalah grup dan  maka terdapat  sehingga dengan  merupakan identitas. Akibatnya :
 dan dengan menggunakan hokum asosiatif didapat  dan dengan hukum invers didapat  akibatnya dengan hukum identitas
3.    Karena e suatu anggota identitas maka ee’ = e’. Pada sisi lain ee’ = e, sehingga ee’ = e’ = e.
4.    Karena a dan b merupakan invers x maka berlaku xa = e dan xb = e.Karena anggota identitas itu tunggal maka xa = e = xb.Dengan menggunakan hukum kanselasi kiri maka a = b.
5.    Karena  dan  maka .
Contoh. (Z, +) adalah suatu grup. Tidak hanya itu, (Z, +) bahkan suatu grup komutatif karena untuk sebarang x, y Z berlaku x + y = y + x.

3.2  Grup Quasi

Suatu koset misalkan  dapat digunakan untuk membentuk system aljabar yang baru. Misalkan  merupakan subgroup dari , dapat dibentuk himpunan semua koset kiri dari  yaitu
Anggota  yang berbeda dapat saja membentuk koset yang sama. Untuk itu diperlukan cara untuk menyajikan kesamaan dari dua koset (Gilbert:2009).
1.      Koset dan  sama jika dan hanya jika .
2.      jika dan hanya jika .
Jika  merupakan subgroup normal dari , sebuah grup  merupakan koset dari dalam dinamakan grup quasi atau juga disebut grup factor dari oleh  Misalkan  subgrub normal dari grup  , himpunan  yang didefinisikan dengan :
}
dengan operasinya mempunyai aturan .
            Teorema: Sistem  (grup hasil bagi) merupakan grup dengan bukti :
1.      Akan dibuktikan bahwa operasi pergandaan dalam  bersifat tertutup. ambil sebarang dalam . Karena  dengan dalam  hal ini berarti  merupakan anggota .
2.      Akan dibuktikan bahwa dalam  berlaku sifat asosiatif.
Ambil  dalam . Karena  dalam  maka  dan  untuk suatu  
berarti dalam  berlaku sifat asosiatif.
3.      Akan dibuktikan bahwa dalam  terdapat anggota identitas. Anggota  yaitu  merupakan identitas dalam  karena untuk sebarang   dalam  berlaku
Berarti  merupakan identitas dalam .
4.      Akan dibuktikan bahwa untuk setiap anggota  mempunyai invers dalam . Ambil sebarang    dalam . Karena  dalam grup  maka terdapat  dalam  sehingga  sehingga  dan . Hal ini berarti  merupakan invers dari .
Dari (1),(2),(3), dan (4) terbukti bahwa  merupakan grup.

3.3  Image homomorfik

Misalkan  merupakan homomorfisme dari suatu grup  ke grup . jika  menunjukan identitas dalam  dan  menunjukkan identitas dalam  , maka
1.     
2.       untuk semua .
contoh : anggap suatu operasi penjumlahan grup Z dan suatu pemetaan  didefinisikan dengan  untuk semua  karena
Suatu ephimorfisme dari grup  ke grup , maka  disebut image homomorfik  (Gilbert:2009). Contoh :
Untuk posisi bilangan n > 1 mengingat pemetaan dari penjumlahan grup Z ke penjumlahan grup  didefinisikan dengan
dimana [x] adalah kesesuaian golongan dalam  bahwa mengandung x. Dari seluruh penjumlahan dalam  bahwa
Dengan demikian  adalah homomorfisme dan menurut definisi of bahwa  adalah pemetaan yang onto, pemetaan Z ke  merupakan epimorfisme. Dengan kata lain  merupakan image homomorfik dari Z.

3.4  Pemetaan grup ke grup quasi

Pemetaan suatu grup ke grup quasi dapat di ilustrasikan dalam definisi yang telah duberikan sebagai berikut(Gilbert:2009) :
Misalkan G merupakan sebuah grup, dan misalkan  adalah subgroup normal dari . Pemetaan  dapat di definisikan dengan,
 
dan  merupakan epimorfisme dari  ke .
            Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengaitan dalam pemetaan grup ke quasi grup haruslah epimorfisme atau dengan kata lain pemetaan  bersifat onto dan bukan satu-satu.
Untuk definisi  dalam pemetaan dari  ke . untuk setiap  dan  dalam  berlaku:
dengan  merupakan subgroup normal dari grup .
            Contoh : diberikan sebuah grup  dan subgroup normal . menurut definisi pemetaan  adalah epimorfisme, nilai-nilai dari  memberikan keadaan seperti

3.5  Pemetaan grup quasi ke image homomorfik

Misalkan diberikan suatu grup  dan grup  dimana  merupakan image homomorfik dari . Akan ditunjukkan bahwa  merupakan isomorfisme ke quasi grup dari (Gilbert:2009).
Misalkan  merupakan epimorfisme dari grup  ke grup , dan misalkan . untuk setiap  dalam , didefinisikan  dengan
Akan dibuktikan definisi menentukan suatu pemetaan. untuk setiap  dan  dalam ,
dengan demikian  adalah didefinisikan dengan baik pemetaan dari  ke , dan statmen itu menunjukkan bahwa  adalah satu-satu.
Ditunjukkan bahwa  merupakan isomorfisme dari  ke  demikian
 adalah homomorfisme. Untuk menunjukkan , misalkan  sewenang-wenang dalam dengan  adalah epimorfisme, ada sebuah elemen dalam  seperti . kemudian  ada dalam , dan
Dengan demikian setiap elemen dalam  adalah image bawah, dan ini membuktikan bahwa  adalah suatu isomorfisme.


               

BAB IV

Penutup

4.1  Kesimpulan

1.    Pengaitan dalam pemetaan grup ke quasi grup haruslah epimorfisme atau dengan kata lain pemetaan  bersifat onto dan bukan satu-satu.
2.    pengaitan pemetaan grup quasi ke image homomorfik haruslah isomorfisme dan pemetaan oleh fungsi  adalah satu-satu.

4.2  Saran

Pada penelitian ini penulis mengkaji perumusan tentang struktur aljabar yaitu pengaitan pemetaan quasi sebagai aplikasi dari grup guasi. Bagi penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan mengkaji bentuk aljabar lainnya seperti grup siklik, grup permutasi, dan lain-lain.


Daftar Pustaka

Cholily,Muhammad.2013.Homomorfisme.Malang.UMM
Gilbert. 2009. Elements of Modern Algebra. USA: Belmont
Hendriyanto.2011.Diktat Kuliah Struktur Aljabar 1 (Teori Grup).Madiun.Ikip PGRI Madiun
Kromodihardjo,Kusmo.Struktur Aljabar….
Lestari,Dewi.2012.Subgrup.Yogyakarta.UNY
Setiawan,Adi.2011.Aljabar Abstrak (Teori Grup dan Teori Ring.Salatiga.UKSW